JAKARTA, KOMPAS.com — Berita positif pada akhir
pekan lalu di pasar keuangan global akan berhadapan dengan pelambatan
perekonomian China. Variatifnya sentimen ini diperkirakan dapat
mengangkat nilai tukar rupiah, sekalipun tipis sifatnya pada Senin
(3/9/2012).
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, nilai tukar
rupiah menguat, ditutup di Rp 9.572 per dollar AS (kurs tengah
Bloomberg). Bursa Asia ditutup variatif, tetapi bursa Indonesia (IHSG)
naik 0,86 persen menjadi 4.060,33.
Sementara itu harga minyak
mentah ditutup naik. Harga Brent menjadi 114,46 dollar AS per barrel,
sedangkan harga WTI menjadi 96,47 dollar AS per barrel. Pasar global
ditutup menguat pada perdagangan minggu lalu. Sentimen pasar Asia
kemungkinan positif memfaktorkan kemungkinan quantitative easing ketiga, tetapi tidak terlalu signifikan karena kekawatiran terhadap ekonomi China yang memburuk.
"Untuk
rupiah, kami perkirakan ada peluang penguatan rupiah menuju kisaran Rp
9.550-Rp 9.570 per dollar AS," kata ekonom Samuel Sekuritas Indonesia,
Lana Soelistianingsih.
Editor :
Rusdi Amral
Tidak ada komentar:
Posting Komentar